Daisypath Happy Birthday tickers

Daisypath Happy Birthday tickers

Selasa, 29 Juli 2014

Finally...










Kamis, 03 Juli 2014

Kadang terlintas dalam benak setiap kali selesai membaca kisah para teladan terdahulu yang mampu membuat hati terenyuh. Hei, mereka benar-benar ada, kok gue bisa gak tahu ya? Apa karena saat pertama kali masuk Gramedia, hal pertama yang gue lihat adalah buku dengan kover yang sedap dipandang dan judul yang bombastis. Aduh, lagi-lagi gue dibuat heran karenanya. Sejenak setiap melihat buku dengan kover yang colorless, pasti gue alihkan ke buku lain yang lebih unik, colorful, dan berisi narasi yang menghibur. Sekedar untuk hiburan dan sudah pasti gak kepikiran ada makna yang terkandung di dalamnya atau tidak. Disadari atau tidak, mungkin gue termasuk salah satu yang tidak mengenal dengan baik tokoh-tokoh sejarahnya sendiri.

Dulu waktu masih sekolah, jarang sekali gue menemukan nama Atha' bin Abi Rabah, seorang budak berkulit hitam yang dimuliakan kedudukannya karena ilmunya, atau Thariq bin Ziyad sang penakluk Spanyol di buku-buku pelajaran. Yang terlintas saat mendengar figur sejarah adalah Aristoteles, Karl Max, James Watt, Einstein, Shakespeare, dan lain-lain. Boleh dikatakan gue jarang mendengar figur sejarah orang muslim. Mungkin gue bakal sering mendengar nama mereka kalau gue sekolah di sekolah Islam, bukan negeri. Jadi, lagi-lagi ada paham sekuler terselubung. Tapi gue gak akan menulis panjang lebar untuk mengkritik ini karena..... *hening*. Yah intinya males aja (?).

Ternyata belajar itu dari mana aja ya, Gy, mungkin selamanya gue gak akan pernah tahu ada figur teladan macam Sultan Mehmed, Umar bin Khattab, Thariq bin Ziyad, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Khadijah, Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyah, dan lain-lain kalau gue gak berminat sama sekali membaca kisah mereka karena udah terlanjur gak tertarik lihat kovernya, ditambah penyampaian bahasa yang berbeda dengan buku lain semacam novel. Gue bersyukur banget Zayn punya banyak buku tentang kisah mereka. Dari situ gue mengenal sosok seorang pemimpin, seorang hakim bagaimana harus memutuskan suatu perkara, seorang ulama yang mengemban tugas mengayomi masyarakat untuk mengajak kepada tauhid dan berani melawan kebatilan di hadapan pemimpin zalim sekalipun. 

Aah, kalau yang membacanya masih muda-muda tentu menjadi hal yang sangat bagus karena mereka adalah bibit-bibit penerus peradaban. Sayang seribu sayang dengan kenyataan yang menyedihkan ini. Tapi gue percaya, di tiap-tiap negeri pasti masih ada petarung sejati yang bergerak maju menegakkan kebenaran. Insya Allaah.