Daisypath Happy Birthday tickers

Daisypath Happy Birthday tickers

Rabu, 11 Desember 2013

"Hatiku bergetar mengingat kata-kata ini. Begitu pendek namun begitu menggetarkan."   

"Iqra’ bismirabbikalladzii kholaq."      

"Jibril malam itu tak meminta Muhammad mendirikan shalat. Jibril tak menyuruhnya berpuasa atau berhaji. Jibril memintanya melakukan satu hal. Membaca—menelaah tanda-tanda alam dan mencari terus sumber-sumber kebenaran segala daya upaya, seperti yang dilakukan Ibrahim as. Ayat tersebut juga dilengkapi perintah untuk membaca sekaligus menyebut asma Allah agar manusia tidak terjerumus dengan keterbatasan akal yang hanya bisa menyesatkan. Demikian wahyu Al-Qur’an yang turun pertama kali itu mengingatkan manusia untuk senantiasa bertauhid dalam perjalanan mencari kebenaran melalui akalnya.

"Ibrahim as. yang memperkenalkan, Muhammad saw. yang menyempurnakan." -Hanum Salsabiela-

Sangat terlambat membaca ini setelah tahu buku ini diangkat ke layar lebar. Walaupun begitu, sama sekali tidak menyesal dan pada akhirnya bisa membaca ini seraya menikmati perjalanan beliau dengan jejak-jejak peradaban Islam di Eropa. Semoga bisa menonton filmnya nanti kalau sempat, tapi nabung dulu hehehehehehe.

Rabu, 04 Desember 2013

Lover Discovery


Bisa dibilang penantian gue sama komik Korea satu ini cukup dibilang lamaaaaa banget. Bukan karena terbitnya seemprit-seemprit, tapi ternyata komik ini lumayan langka di Gramedia. Entah ya, padahal komik ini terbitan tahun 2007 tapi dari gue masih SMP komik ini udah jarang ada di Gramed. Gue pikir mungkin sedang dalam proses pengeditan atau apalah itu namanya sampai akhirnya lulus SMA, gue udah gak nemu komik ini nongkrong di toko buku. 

Sebenernya gue udah punya dua buku dari tujuh volume, tapiiii yang gue punya vol. 1 & 6. Nah, gimana gue gak mati penasaran coba? Kebayang gak sih? Mana komik ini bisa dibilang eye catching untuk dinikmati karena tokoh-tokohnya yang terbilang kece badai, gak ada yang jelek dan vol. 1 sukses bikin gue penasaran sama lanjutannya. Satu poin plus dari komik ini yaitu ceritanya yang gokil abis dan penuh humoris ampe bikin sakit perut saking kocaknya. Itu baru vol. 1 lho, tapi sayang oh sayang, gue cuma bisa menikmatinya di vol. 1 dan volume lainnya entah gue harus cari ke mana. Sungguh ironi, perasaan gue saat itu bisa dibilang sulit digambarkan karena ketidakpastian kisah selanjutnya. 

Daaaaan 4 tahun kemudian akhirnya gue menemukan komik ini! Lo tahu di mana gue nemuin ini? Sungguh tidak dapat diduga, gue nemu ini di toko loak! Toko loak men! Selama ini gue kira gak akan diterbitin lagi dan kemungkinannya kecil untuk bisa ditemukan di toko loak. Tapi akhirnya gue dapet juga! Hati serasa di awang-awang saking bahagianya begitu melihat tumpukan komik ini lengkap dari vol. 1-7. Omaygot, penantian gue selama 4 tahun ini akhirnya terjawab... *terharu* *ambil tisu*. Gak nanggung-nanggung gue borong  vol. 2, 3, 4, 5 & 7. Rasa bahagia kian tak terbendung begitu tahu harga satu bukunya gak sampai sepuluh ribu. Hari yang sungguh menakjubkan.

Begitu sampai rumah gue langsung baca semuanya dan hasilnya sesuai harapan: ketawa puas saking kocaknya plus melepas penat setelah bimbel. Tokoh cowoknya ganteng-ganteng dan itu yang bikin gue gak bisa nunda bacanya, belum lagi tingkah konyol beberapa tokoh lain yang makin sukses bikin gue begadang ampe malem. Alur yang sulit ditebak dan itu yang membuatnya menarik. Dijamin gak akan bosen bacanya. Cowoknya juga ganteng-ganteng lagi (sakali).






























Senin, 21 Oktober 2013

Senin, 14 Oktober 2013

Quote

"Aku percaya bahwa perjalanan untuk memahami hakikat hidup, kebenaran yang lebih tinggi, merupakan salah satu kebutuhan mendasar kondisi manusia. Kita harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar pada diri sendiri dan berusaha menentukan, dari jawaban yang kita peroleh, bagaimana kita harus menjalani hidup. Apa pun keyakinan yang kita pilih, bergulat dengan diri sendiri di hadapan Tuhan dan mengembangkan spiritualitas kita merupakan sebuah proses yang sangat manusiawi dan pada dasarnya positif karena sejalan dengan penghormatan terhadap semua keyakinan." -Kristiane Backer- Mantan VJ MTV Eropa.

Kutipan yang menurut gue 'sesuatu'. Btw, I just started reading this, haven't finished yet.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Sejuta Pelangi

Salah satu buku yang gue temuin di Jakarta Book Fair dan sama sekali gak nyesel belinya. Menceritakan sebuah pengalaman pribadi sekaligus menceritakan proses beliau dalam mencari Tuhannya. Setelah membaca habis seluruh isinya, cuma satu yang tebersit di benak: ternyata masih ada wanita salihah seperti beliau di dunia ini, di dunia setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Kualitas agama mumpuni, mahasiswi lulusan dari universitas ternama, dan di samping itu beliau juga seorang aktris. Khimar panjang dan lebar menjadi salah satu ciri ukhti satu ini. Sebenarnya bukan hanya beliau satu-satunya muslimah yang taat pada agamanya, ada banyak muslimah salihah lain di dunia ini, begitu juga orang-orang di sekitar gue.

Yang mau gue bahas di sini adalah kisah-kisahnya yang ringkas tapi bikin gue terenyuh bacanya. Walaupun ada beberapa kisah yang diambil dari pengalaman orang-orang terdekat, tetapi ada beberapa yang ditulis dari pengalaman pribadi. Mengunjungi penjara anak, Yayasan Penyandang Cacat, rumah sakit jiwa, pesantren jiwa, dll. Lewat bukunya Kak Oki mengajarkan banyak hal, mengajak pembaca untuk melihat ke bawah dalam artian bahwa sepatutnya manusia bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada hambanya walau hanya dikaruniai satu kaki seperti yang dialami Rofifah yang dikisahkan di bukunya sewaktu beliau mengunjungi yayasan bagi anak-anak penderita kanker. Rofifah menderita kanker tulang sehingga mengharuskan kakinya diamputasi sampai pergelangan paha. Untuk lebih lanjutnya silakan baca bukunya karena susah buat gue yang harus merangkai kata setelah semalaman begadang baca ini saking penasarannya ingin menghabis tuntas semuanya.

Tapi di antara kisah-kisah tersebut, ada dua kisah yang lebih menyentuh hati gue. Salah satunya sewaktu Kak Oki mengunjungi para narapidana wanita di Pesantren Jiwa. Seperti yang kita tahu, titel "narapidana" membuat mereka menjadi buruk di mata keluarga dan masyarakat. Seolah-olah menjadi sebuah aib yang mencoreng nama keluarga. Walaupun toh kalau suatu saat mereka dibebaskan dari penjara, tetap saja di mata manusia, penjahat selamanya dianggap penjahat. Trus apa yang bikin gue tersentuh? Seperti yang dikutip di bukunya.

Penjara membuat mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk mendekatkan diri kepada Allah. Beberapa dari mereka melontarkan kalimat yang membuatku terkejut, "Terus terang, Mbak, saya maunya di sini saja. Kalau keluar dari sini saya takut kembali melihat dunia luar, saya takut kembali petantang-petenteng seperti dulu... Saya takut Allah hilang dari hati saya."

Kalimat itu menggetarkan jiwaku. Dalam kesunyian "pesantren" rupanya terdapat kehidupan yang penuh bagi jiwa dan hati mereka. Seperti dikatakan dalam sebuah hadis, setiap manusia memiliki kesalahan dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah kembali pada kebenaran. Itulah yang mereka lakukan di "pesantren" ini.

Kisah ini mengingatkan gue akan Nabi Yusuf yang lebih memilih tinggal di penjara daripada harus terjun ke dalam fitnah dunia yang dapat merusak akhlaknya. Tak disangka-sangka ternyata itu tercermin dalam ucapan yang terlontar dari seorang narapidana di "pesantren" tersebut.

Tidak perlu memusingkan pandangan hina orang lain, perbuatan atau ucapan buruk orang lain karena Allah lebih mengetahui kadar keimanan seseorang. Allah yang mengangkat derajat seseorang. Dalam pandangan manusia mungkin saja narapidana menjadi manusia yang hina selamanya, tapi belum tentu di hadapan Allah.

Lalu yang terakhir kisah tentang besarnya cinta para sahabat terhadap Rasulullah Saw. Kalo yang satu ini gue gak sanggup nulisnya, berhubung membutuhkan kemahiran dalam merangkai kata untuk bisa menyentuh hati, akhir kata gue cuma bisa saranin 'bacalah'. Yang pasti cinta para sahabat bikin gue pengen nangis bacanya. 

Sejuta Pelangi adalah karya Oki Setiana Dewi yang pertama gue baca. Sekian *meluk guling*.

Jumat, 13 September 2013

Setelah membaca ini dalam kurun waktu yang cukup lama, akhirnya gue menghela napas panjang. Betapa gue salah selama ini menilai hidup, betapa dunia ternyata tidak begitu bernilai dibanding apapun yang Allah janjikan untuk hamba-Nya yaitu akhirat yang kekal. Selama ini gue selalu terpacu untuk melakukan apapun demi meraih impian karena gue pikir sudah merupakan kodratnya manusia untuk memuaskan diri dengan pencapaian-pencapaian yang prestisius. Tanpa gue sadari bahwa ada hakikat yang paling bernilai dalam hidup ini.

Sangat banyak nilai yang ada di buku ini, ditambah dengan ayat-ayat Quran untuk memperjelas maksudnya. Salah satu contoh adalah ujian. Masih terngiang-ngiang dalam benak Ustadz Felix pernah bilang, "Seringkali kita mengeluh ketika diberi ujian sama Allah tanpa kita sadari ada maksud di dalamnya. Di antara kita pasti banyak yang bertanya, "Kenapa harus saya? Banyak orang di luar sana yang maksiat, berzina, tapi hidupnya biasa aja tuh, gak ada tekanan sama sekali. Kenapa harus saya?""

Gue termenung sebentar begitu mendengar dakwah beliau, lalu beliau menjawab, "Karena bisa jadi itu salah  satu bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya yang ingin menjadi lebih baik. Allah mengatakan bahwa semua hamba-Ku pasti diuji. Dan yang menjadi buktinya adalah para nabi. Tidak ada ujian yang lebih berat dibandingkan ujian yang dialami para nabi terdahulu. Justru sikap mereka, para nabi terdahulu, sama sekali tidak mengeluh. Karena mereka percaya ada Allah yang menjadi pelindung dan mereka tidak butuh apa-apa selain Allah. Jadi jangan bersedih! Justru semakin besar ujian yang dialaminya, artinya Allah ingin meninggikan derajat kemuliaannya." Oke ini bikin gue pengen nangis sebenernya. 

Penjelasan itu cukup bikin gue paham, apalagi ditambah penjelasan buku ini. Bahkan si penulis pernah menceritakan sebuah kisah di bukunya tentang seseorang yang masih bisa bersyukur walau hanya dengan sepotong roti. Gue bertanya-tanya, kekuatan apa yang bisa membuat ia bertahan hidup walau hanya dengan sepotong roti? Ternyata jawabannya bikin gue terenyuh. Karena ia menganggap dunia hanya sebentar saja, bahkan kurang dari sehari. Justru yang dinantikannya adalah kehidupan abadi yaitu akhirat.

Seberapa berat ujian itu, dan mereka ridha dengan Tuhannya, lantas balasan apa yang lebih mulia kalau bukan surga? Ini yang membuat hati gue terbuka, ternyata dunia memang tidak bernilai apa-apa. Hanya saja gue masih harus belajar untuk memahami ini semua. Di buku tertulis, "Allah akan memberi kemudahan dan kelancaran untuk mereka yang menginginkan kesuksesan dunia, tapi tidak untuk akhirat. Tapi apabila mereka lebih memilih mengejar urusan akhirat, maka Allah beri kemudahan juga untuknya di dunia."

Dan sejujurnya poin kedua itu bisa dibilang lumayan sulit untuk dijalani ditambah dengan godaan-godaan lain. Tapi untuk poin yang pertama gue udah bisa lihat contohnya di dunia nyata. Terlihat sangat kontras malah. Singkatnya gue udah paham maksud dari itu semua. Masih banyak puzzle misteri kehidupan ini yang belum terungkap tapi alhamdulilah pertanyaan-pertanyaan yang selama ini selalu mengganjal di benak sudah lumayan banyak yang terjawab.

Oke karena buku ini udah bikin gue terenyuh plus meneteskan air mata dan sayangnya gue gak bisa menjelaskan seluruh isinya, jadi gue cuma bisa saranin 'bacalah'.

Selasa, 10 September 2013

Muhammad Al-Fatih 1453

Sebenernya gue bukan tipe orang yang suka sejarah di mana kisah zaman dulu selalu diidentikkan dengan tanggal dan tahun yang susah diingat. Tapi kronologi itu berbalik setelah gue baca ini. Iya, bisa dibilang 180 derajat.

Sebenernya gue udah selesai baca ini dari kapan tahu tapi baru terdorong niat posting di blognya sekarang. Berawal dari ketertarikan gue sama buku karangan Ustad Felix Siauw yang berjudul Udah Putusin Aja! dan Yuk, Berhijab! gue jadi tertarik beli buku beliau yang lain. 

Entah kenapa setiap apa yang beliau sampaikan selalu terdengar #ekstrem di telinga gue dan selalu berakhiran "emang bener sih" yang terlintas di pikiran gue. Contohnya dua buku tadi. 

Nah, untuk yang satu ini beda cerita. Buku ini sepintas bikin penasaran di mana mengisahkan terjadinya peristiwa keruntuhan Konstatinopel. Awalnya gue pikir buku ini hanya menceritakan sebatas sejarah yang berlangsung 14 abad yang lalu. TAPI ternyata lebih dari itu.

Gue malah dibikin takjub dan itu membuka mata gue di mana semestinya Islam dipelajari secara kaffah (sempurna/menyeluruh) dan itu dipraktikkan oleh semua muslim pada zaman dulu tanpa pilah dan pilih (sangat bertolak belakang dengan sekarang). Yang bikin gue kagum adalah pemimpinnya, gue cuma bisa speechless alias gak tahu harus ngomong apa saking takjubnya beliau pada masa itu. Di umur yang masih sangat muda sudah hafal Quran di bawah bimbingan ulama-ulama hebat dan mempelajari bidang lainnya seperti ilmu geografi, bahasa, sejarah, dan lain-lain.

Beliau pun termasuk orang polimatik yang artinya ilmuwan yang tidak hanya menguasai satu bidang saja. Dan itu kebanyakan hanya dimiliki para ilmuwan kuno. Terlepas dari mempelajari ilmu tersebut, beliau juga mempelajari Quran seutuhnya dan berpegang teguh secara menyeluruh. Beliau ingin memenuhi wasiat Rasulullah saw. dan percaya bahwa bisyarah Rasul itu benar bahwa Konstatinopel akan runtuh di bawah pimpinan sebaik-baik pemimpin. Dan beliau ingin mewujudkannya.

Selain itu beliau tidak pernah melewatkan salat tahajjud barang satu malam pun dan salat rawatib. Ini yang bikin gue merinding. Bahkan di antara ratusan ribu pasukannya, hanya beliau satu-satunya orang yang salat tahajjudnya tidak terlewat sama sekali, setiap malam selalu terjaga dan berkeliling camp untuk memastikan pasukannya melaksanakan tahajjud. Beliau juga berpegang teguh pada Quran dan As-Sunnah. Ini baru yang namanya sebaik-baik pemimpin.

Kayaknya kalo ditulis lengkap di sini bakal panjang banget, yang pasti buku ini recommended banget buat dibaca. Setelah membaca buku ini gue jadi tertarik membaca kisah-kisah Nabi dan Rasul, juga sahabat-sahabatnya secara lengkap. Apalagi gue penasaran banget pengen baca kisah Umar Bin Khattab tapi belum nemu bukunya ampe sekarang. Juga kisah Khadijah, Maryam, Asiyah, dan Fatimah. Mereka merupakan teladan yang patut dicontoh. Bahkan pemimpin yang menaklukkan Konstatinopel tersebut sangat meneladani Rasulullah saw. Bisa dibilang itulah yang dinamakan iman yang sebenar-benarnya. Subhanallah :")

Selasa, 20 Agustus 2013

I don't know where it is, real or not. But it's cool damn!































Senin, 29 Juli 2013

Dalam kamus pribadi mungkin indikator yang bisa bikin gue galau kalo udah liat yang beginian.





















Dan gue bakal uring-uringan plus ngiler seember gara-gara liat harganya yang luar biasa dahsyat. Lebay mungkin, tapi memang itu kenyataannya. Begitu liat ini di twitter @alfatihcenter gue langsung nanya gimana cara pemesanannya padahal uang lagi cekak. Gue langsung ambil tabungan di koperasi buat transfernya, padahal selama ini gue usahain jangan sampe dipake dulu kalo nggak terlalu penting. Tapi nyatanya? The power of galau telah membakar habis semua daya upaya gue buat tabungan yang selama ini dijaga.

Kebetulan gue emang lagi pengen banget beli 3 buku ini tapi terpaksa ditahan gara-gara harganya yang bikin gue gak sanggup beli dulu. Nah begitu lagi diskon tanpa pikir panjang gue langsung kirim SMS ke storenya. Pikiran gue serabutan gara-gara galau. Takutnya nyesel tabungan udah dipake, tapi nurani gue yang lain bilang bakal ada 'sesuatu mahadahsyat' di 3 buku ini. 

Badan ampe panas dingin selama dua hari menanti kiriman 3 buku ini *halah*. Dan mata gue berbinar begitu mas-mas pengantar paket datang (bukan masnya lho, tapi paketnya).

 

























Dari 3 buku ini gue lagi baca yang terakhir yaitu Muhammad Al-Fatih 1453. Dan 2 buku lainnya benar-benar recommended untuk dibaca, terutama Beyond The Inspiration. Gak nyesel deh pada akhirnya gue beli ini. Kualitas dari isinya aja sangat bermanfaat dan memperkuat iman. Saking inspiratifnya gue sempet meneteskan air mata pas bagian perjuangan Rasul, ujiannya itu loh. Subhanallah banget! :")

Senin, 22 Juli 2013

Memoar

BIG THANKS banget deh ama blink star satu ini yang syudah mengorbankan staminanya demi mengabadikan salah satu memoar yang tersisa di kelas 3. Jasone loves you Bertha >.<

#1. Goes to Jogja


#2. Year Book

Kamis, 18 Juli 2013

Bang Dika & Neraka Jahanam

Baru aja tadi siang gue sama Zain belanja baju *ehem* tentunya ada faktor 'dalam' kenapa tiba-tiba gue mau belanja baju. Merupakan sebuah pengalaman berkesan yang pernah gue alami sewaktu pertama kalinya beli baju tanpa di bawah bimbingan orangtua. Dari beberapa baju di lemari gue, bisa jadi sebagian besar pilihan Ibu dan itu sudah menjadi suatu kepercayaan tersendiri di mana pilihan orangtua boleh dikatakan lumayan karena satu-satunya hal yang bisa bikin gue galau cuma buku. 

Jadi ceritanya gue dikasih uang buat beli baju dan itu terserah pilihan gue. Sebenernya agak excited begitu disuruh milih baju sendiri karena satu-satunya hal yang bisa bikin gue ngiler cuma buku. Bisa dibilang hari ini judulnya pengalaman pertama belanja baju sendiri. Biasanya kalau mau beli sesuatu gue suka nentuin target dulu, baju apa yang lagi gue pengen atau kalau udah nemu yang cocok gue bakal nyari tuh baju ampe ketemu walaupun ternyata baju itu udah keduluan dibeli sama yang lain di hari yang berbeda. Ini baru prediksi aja sih.

Nah, kebetulan target yang lagi gue pengen itu rok bahan chiffon. Gue langsung naksir begitu pertama kali ngeliat rok ini di Botani. Tapi karena waktu itu lagi gak bawa uang dan harganya bikin perut mules, so gue mencoba untuk merelakan rok tersebut dan bakal nyari di tempat lain dengan harga yang gak bikin perut mules. 

Beberapa hari kemudian, hari ini, gue mulai ekspedisi. Iya, mencari rok bahan chiffon. Gue pikir bakal gampang nemunya, tapi ternyata masya Allah.. sungguh neraka Jahanam. SUSAAAAAH!! Lo mesti tahu gue ampe dibikin keuheul nyari rok begituan. Pertama nyari di Pasir Kuda, nihil. Kedua Elzata, nihil. Ketiga Siti Hajar, nihil. Dan beberapa toko muslim lainnya. Gue udah nyerah dan ambil target lain. Mungkin agak beda kali ya sama beli buku. Kalo biasanya gue beli buku langsung ketemu, mungkin beli baju agak beda. Karena masih amatiran, gue gak ngerti taktik nyari baju yang oke punya tuh gimana caranya. Kalo kayak gini mending buku deh daripada baju.

Tapi gue gak mau nyerah sama mereka yang udah profesional belanja baju. Hari itu gue buang pikiran tentang buku tapi baju, baju, dan baju. Sebenernya kalau gue bisa sedikit berlapang dada dan murah hati bisa aja milih yang mana aja. Tapi karena jiwa perempuan gue yang berprinsip pada ekonomi (?) melekat kuat sampai ke tulang membuat gue mikir lebih baik cari di tempat lain. Akhirnya kami keliling Elos selama kurang lebih 30 menit dan lo tahu apa? NIHIL. 

Entah ini ujian atau apa. Mungkin beli baju bukan kodrat gue yang penggila buku. Capek, haus, ngantuk, akhirnya kami pulang dan mampir ke Hijab Center dekat komplek buat lihat-lihat kali aja ada yang naksir sama bajunya. Dan ternyata ada! Mata gue berbinar seperti mendapat durian runtuh. Agak lebay sih, tapi memang itu kenyataannya. Dan lagi bajunya cocok sama Hijab Alila yang baru gue beli lusa kemarin. Pokonya naksir berat deh, walaupun bukan rok chiffon tapi gamis.

Beres belanja tiba-tiba gue jadi inget sama Raditya Dika yang pernah bilang kalau nemenin cewek belanja itu neraka jahanam. Gue akuin itu benar adanya haha. Akhirnya gue nyampe rumah langsung tiduran barang sebentar. Sungguh pengalaman yang berkesan.   

Jumat, 05 Juli 2013

Kejutan

Tiba-tiba begitu gue buka halaman pertama dari komik Naruto yang baru dibeli tadi siang, secarik kertas sederhana bahkan gak penting tapi berharga dan mampu bikin mata gue berbinar terselip di sana. Lo tahu itu apa? Ini dia!


Ini bener-bener deja vu, baru barang seminggu dua minggu ini gue lagi gila-gilaan nonton Hunter X Hunter dan sempet baru tahu kalau ada versi baru dari kartun ini dan gue bener-bener pengen punya komiknya tapi malang tak dapat diuntung karena komik ini belum dicetak ke bahasa Indonesia. Dan TIBA-TIBA.. bak jalangkung yang berbunyi 'datang tak dijemput pulang tak diantar' (sebut aja ujug-ujug) itu jadi kenyataan! 

Lo mesti tahu betapa gue menanti-nanti ini, cuek bebek biar dibilang berisik sama ade gara-gara gak bisa berhenti teriak-teriak saking bahagianya harapan gue terjawab. Lo mesti tahu kalo gue nyaris banting HP dan keluar rumah lari-lari sambil teriak-teriak. Cukup, cukup, atur emosi, Mer, tarik napas. Jangan sampe orang-orang yang baca ini memutuskan kalau pemilik blog ini ternyata alay. Ok, dari yang awalnya cuma posting iseng-iseng jadi curhat begini. Tapi bagi seorang Merina itu wajar. 

Kapan mulai belinya, Mer? Itu dia, faktor materi selalu menjadi puncak masalahnya T___T. Sekian.

Selasa, 02 Juli 2013

Sapaan

Selamat malam, benar-benar sebuah sapaan yang canggung buat gue setelah sebulan penuh ini gak posting apa-apa. Barang satu pun. Ok gue akuin kalau gue sendiri juga agak prihatin melihat kondisi blog sendiri yang gak pernah keurus atau seenggaknya dibersihin seminggu sekali. Tapi gue bisa sedikit lega karena untungnya gak ada sarang laba-laba di blog ini saking gak pernah keurusnya. Benar-benar majikan yang buruk gue ini. Iya gue akuin itu.

Sebenernya ada begitu banyak hal yang pengen gue tulis di sini, terutama waktu liburan ke Malang tanggal 22 Juni kemarin. Tapi terpaksa gue tahan dulu dikarenakan ada beberapa poto yang belum gue simpen di notebook dan poto-poto itu sayangnya masih disimpen di kamera Mas Aji. So gue mesti sabar dikit karena Mas Aji lagi di Sindang Barang dan sebenernya gue bisa aja ke sana buat ambil poto TAPI sejujurnya berat banget rasanya ke sana sewaktu lo tahu ongkos angkot sekarang naik 500 perak. 

Untuk persoalan ini mungkin agak bersifat egoisme (?) di mana uang yang hanya senilai 500 perak bisa membuat gue males keluar rumah. Wajar dong, naik angkot dua kali aja udah 5000. Sebanding sama bakso semangkok di sekolah. Kalo disuruh milih ya mending bakso lah. Tapi itulah hidup. Seenggaknya gue masih bisa bernapas lega karena biaya buang air kecil masih seribu perak *apa hubungannyaaaaaa -___-*

Jadi topik apa yang harus gue tulis di sini? Entahlah, tapi mungkin gue bakal sharing tentang buku menakjubkan yang baru-baru ini gue baca. Sooo untuk malam ini gue cuma pengen menyapa setelah sekian lama gak ngeposting. Selamat malam! 

Sabtu, 25 Mei 2013

Conan fever

Tiba-tiba sepanjang liburan ini pikiran gue terjangkiti virus Conan, gak tahu kenapa. Berawal dari iseng-iseng baca salah satu kumpulan komik lama yang biasa disimpen asal plus bercampur baur sama komik lama lainnya, gue baca Conan sekedar ngilangin jenuh setelah ngelalap beberapa novel dan sekarang efeknya kepala serasa pusing gara-gara keseringan baca. So gue baca Conan vol. 26 yang pas bagian Conan minum obat APTX 4869, salah satu bagian favorit gue dimana Shinichi nyaris mau ngelamar Ran. Nah, dari situ gak tahu kenapa gue malah dibikin penasaran. Kadang gue dibikin terhanyut sama kata-kata bijak detektif SMA ini, kadang ngakak, kadang dibawa terlalu serius, kadang melting tiap baca bagian Shinichi yang udah putus asa kalo ngeliat Ran nangis gara-gara dirinya yang gak pulang-pulang.

Dan perasaan kadang-kadang lainnya yang lama-lama mulai menggerogoti pikiran gue. Pasalnya gue emang suka sama cerita ini, tapi karena gak kelar-kelar bikin gue males ngikutin perkembangannya. Akhirnya gue beli komiknya yang vol.71 dan 72 dengan maksud mengisi waktu senggang berhubung Naruto yang baru belum keluar. Dan lo tahu apa? Vol. 72 telah menjerumuskan gue ke dalam lingkup penasaran yang menjadi salah satu kelemahan yang gue punya.




Nah itu! Adegan pas Shinichi nembak Ran di London ini yang bikin gue jadi penasaran sama cerita Conan lainnya. Dan liburan ini gue nonton Conan movie di notebook. Sumpah keren movie-movie yang gue tonton. 

Gue baru nonton 6 movie dari 17 movie, dan gue bener-bener penasaran sama 11 lainnya. Yang gue suka sama kartun ini yaitu aksi Conan di movie lebih keren, kadang so sweet plus seru. Apalagi kalo udah menyangkut Ran pas lagi dalam bahaya, Shinichi bakal mati-matian nyelametin Ran. 

Di Captured In Her Eyes, Ran sempet hilang ingatan tuh gara-gara trauma ngeliat Miwako ditembak pas di depan matanya. Otomatis dia juga gak inget siapa Shinichi. Sedih... Apalagi film ini dimulai dengan adegan pas mereka berdua kencan di Tropical Land. Shinichi nunjukkin air mancur menari untuk Ran sebagai hadiah karena mendapat juara turnamen karate.

Romantis, kan? Plus di bagian akhir Shinichi bilang, "Karena aku mencintaimu, lebih dari siapapun di dunia ini." Waaaah gak nyangka banget kalo ada movie yang keren kayak gini. Masalahnya dulu gue jarang ngikutin ceritanya juga. Jadi aja ketinggalan.

Terus kalau Crossroad In The Ancient Capital menceritakan tentang patung Buddha yang dicuri, ditambah cerita tentang Heiji yang sedang mencari cinta pertamanya 8 tahun lalu. Di film ini yang bikin gue greget yaitu pas bagian Ran bertemu Shinichi di balik pohon. Waktu itu dia baru minum obat APTX, tapi karena efeknya cuma sebentar, terpaksa dia ngebius Ran. Aaaah sayang banget sih, tapi so sweet...

Yang pasti gue suka banget sama karakter Shinichi. Gak cuma dua film yang gue ceritain tadi aja yang seru, yang lain juga seru. Masalahnya susah buat gue cerita panjang lebar ngejelasin satu-satu -__-.

Oh ya, selamat buat gue yang sudah dinyatakan lulus UN kemarin :) Alhamdulilah akhirnya hati ini sudah bisa tenang. See you!

おいしいラーメン!

Kamis, 23 Mei 2013...

Di tengah keresahan dan kegelisahan menunggu pengumuman hasil UN gue sama Zain menyibukkan diri nyari alamat Ramen Cemen yang katanya terletak di Jalan Martadinata samping Indomaret. Dikatakan menyibukkan diri di sini maksudnya baik gue maupun Zain sama-sama mencari alamatnya di internet untuk mencegah terjadinya kesasar di jalan berhubung emang gue baru denger nama jalannya. Yah, sebenernya Zain doang sih yang nyari di internet, kalo gue sendiri mikir keras sambil nginget arah jalan. Kok kesannya berlebihan ya... Biasa, Merina selalu bisa membuat cerita biasa menjadi dramatis #apasih.

Tadi siang selesai interview gue sama Zain langsung cus makan ramen. Yang bikin ngiler selain rasanya enak, mirip sama ramen di Naruto, porsi banyak, harga terjangkau! Jelas beda sama ramen yang gue makan waktu di Matsuri Monas. Maksudnya beda di sini harganya loh, porsinya juga lebih banyak. Pokoknya mantep plus kenyang! 


























Dikarenakan kami mesen mi biru yang teksturnya lebih lembut plus licin, cukup butuh kesabaran untuk menghabiskannya. Ditambah sendoknya segede gaban, rasanya pengen diuyup langsung dari mangkoknya. Tapi biarpun ribet bin riweuh gue puas banget. 

Senin, 29 April 2013

Jawaban

Dulu masih inget banget gue pernah posting pengen pergi ke suatu tempat di mana gue bisa teriak sepuasnya, melepas penat sekaligus emosi yang selama ini menumpuk di otak. Meski itu cuma harapan, gue percaya Allah pasti mendengar keluhan gue. Dia tahu apa yang gue butuh dan itu kadang bikin gue pengen nangis karena satu-satunya tempat yang gue percaya cuma Allah. Gak ada yang lain. Dan kemarin gue pergi ke laut di Jogja sekaligus karya wisata bareng sekolah. Dan lo tahu apa yang gue rasain sewaktu ngeliat pantai?

Bahagia.

Mungkin bisa dibilang ini deja vu, tapi jauh sebelum gue berpikir begitu tiba-tiba cuma ada satu jawaban yang terlintas di benak gue: inilah jawaban dari Allah. Sambil berpikir begitu, bibir gue gak bisa berhenti tersenyum plus hati gue gak bisa berhenti bersyukur. Di pantai itu gue lari-lari sama Anis sampai kaki kami pegel dan berdiri di tepi sambil ngerasain ombak laut. Di sana gue teriak sepuasnya bareng yang lain. Tenggorokan gue sakit, kaki kotor sama pasir plus pegel, baju basah, kerudung berantakan gara-gara angin pantai. Tapi gue gak peduli. Selagi gue bisa seneng-seneng kenapa nggak? 

Ini pertama kalinya gue ke pantai. Iya, dan pertama kalinya gue bisa ngerasain berdiri di bibir pantai sambil menunggu ombak datang. Selama ini gue cuma bisa mengkhayal lewat buku, tapi sekarang gue bisa ngerasain itu sendiri. Dan berkat jawaban Allah, gue semakin percaya bahwa tidak ada satu pun yang mustahil untuk diminta. Di mana pun itu, gue percaya Allah selalu mendengar doa hambanya. Dan gue percaya, dengan bersama-Nya  impian gue bisa tercapai. Amiiiiin.

Alhamdulilahirabbilalamin.



Senin, 22 April 2013

Ini dia!


Akhirnyaaaa setelah penantian panjang ampe sakaw nahan nafsu buat beli buku kesampaian juga. Tadi siang tanpa basa basi gue langsung cus ke Gramed dari kantor Ibu berhubung bubar sekolahnya jam 10.45, jadi gue ngedrop dulu di sana. Awalnya rada cemas begitu tahu turun hujan. Bibir gue komat kamit jangan sampai hujan deres, untuk hari iniiiiii aja gue pengen refreshing ke Gramed. Dan begitu hujannya reda.. SET! gue langsung ambil langkah seribu sekaligus untuk mengurangi dampak kehujanan di tengah jalan.

Gue nyampe di Gramed sepuluh menit kemudian dan begitu masuk ke sana wusssss tercium aroma yang sangat gue kenal. Tiba-tiba jadi nostalgia dulu setiap lagi senggang pasti ke sini. Kalo dipikir-pikir udah lama banget gue gak ke Gramed. Waktu masih paska ujian serasa di bawah tekanan setiap mau ke sini sedangkan batin jerit-jerit pengen beli buku yang kalo gak salah batin gue bilang gini, "Gue capek! Jenuh! Otak ngebul! Sekali aja refreshing kenapa sih? Beli buku satu aja udah cukup bikin lo rileks lagi."

Selama paska ujian gue tulis daftar buku yang gue pengen dan gak nanggung-nanggung gue bakal beli itu semua sekaligus hari itu juga. Dan akhirnya 4 buku terpenuhi! Tapi sayang banget kurang satu buku lagi. Last Minute In Manhattan! Kampret emang. Giliran gue lihat terakhir kali masih banyak, barusan gue lihat sih banyak tapi segelnya lepas semua! Udah gue tanya ke mba-mba di sana tapi dia bilang yang ada cuma itu aja alias gak ada yang masih disegel.

Yowes, kapan-kapan bisa ke sana lagi kalo udah beres baca semua yang baru dibeli. Yang penting sekarang gue bisa baca sepuas-puasnya! See you.

Terlambat

Kali ini lagi-lagi gue terlambat. Iya, terlambat dan menunda sesuatu untuk dicapai. Meski gue tahu deadlinenya akhir bulan ini, tapi mau dipaksa kayak apapun banyak yang harus diedit sana sini. Dan itu butuh proses, walaupun gue harus sedikit sabar (lagi) untuk meraih itu. Entah kapan saat itu tiba tapi gue percaya dan akan terus mencoba karena semakin tugas gue gak kelar-kelar, semakin tinggi rasa penasaran untuk menyelesaikannya. Kira-kira apa respon mereka terhadap karya gue nanti? Itu dia, gue masih penasaran. Tapi gue percaya Allah pasti mendengar dan tahu apa yang gue inginkan, termasuk cita-cita. 

Seumur hidup cuma profesi itu yang gak pernah lepas dari mindset gue, gak pernah ada keinginan untuk mencari yang lain. Padahal profesi ini bener-bener butuh komitmen yang kuat, kreatif dalam mendeskripsikan suasana tempat dan karakter, balance dari awal sampai akhir, dan elemen-elemen lain yang harus gue kuasain sehingga menjadi sebuah karya yang disenangi banyak orang. 

Gue sempet pesimis gak akan bisa jadi penulis. Naskah gak kelar-kelar dan lama-lama didiemin gitu aja. Beberapa lama gak dilanjutin lagi, gue baca lagi dari halaman pertama sampai akhir dan kadang ngerasa kurang dapet. Ujung-ujungnya malah jadi males. Tapi gue gak mau impian ini dipendem gitu aja, gue harus mewujudkannya. Akhirnya gue beli buku panduan menulis karya Winna Efendi dan di situ dia cerita banyak tentang pengalaman karirnya.

Dia pernah ngerasain yang namanya mandek, buntu ide, jenuh, dan lain-lain. Dan gue baru tahu kalau Refrain sempet  dipendem selama beberapa bulan dan gak dilanjutin lagi. Tapi biarpun begitu dia tetep ngelanjutin ngetiknya sampai akhirnya Refrain terbit. Dia juga bilang kalau menulis itu memang butuh proses yang cukup lama. Dia bilang butuh waktu 6 bulan untuk menyelesaikan naskah Ai, mulai dari searching internet tentang budaya Jepang, kebiasaan orang Jepang, tempat-tempat wisata, dan lain-lain. Pada akhirnya sampai sekarang novel Ai masih ada aja di Gramed. Padahal Kak Winna sendiri belum pernah ke Jepang. Kak Winna juga bilang kalau Arthur Golden butuh waktu 10 tahun untuk menyelesaikan naskah Memoirs Of Geisha. Dan biografi penulis lain yang selalu membuat gue kagum tentang mereka.

Pada akhirnya semangat gue makin tinggi setiap melihat perjalanan mereka dalam menulis buku. Komitmen yang kuat, imajinatif, dan konsisten. Gue pikir dengan adanya lomba dari Bukune gue bisa nyelesaiin naskah dalam waktu sebulan, tapi ternyata nggak. Karena masih banyak elemen yang harus gue pelajari. Iya, bisa dibilang lagi-lagi gue terlambat. Tapi gue bakal terus mencoba untuk menyelesaikannya di bawah naungan panduan cara menulis karya Winna Efendi dan lebih banyak membaca buku untuk referensi.

It takes courage to be a writer. Courage to face yourself, work through your demons & make your art.  
-Terry Rossio-

Oke! Keep wiritng Merina!

Minggu, 21 April 2013

Gifts

Kemarin pagi badan gue udah gak karuan, gara-gara kesalahan gue juga sebenernya. Saking bahagianya UN udah kelar, pulang sekolah langsung makan mie ayam plus sambelnya gak nanggung-nanggung, udah gitu baliknya Ajeng sama Anis main ke rumah dan di rumah makan mie (lagi) rebus plus sambel belibis yang juga gak tanggung-tanggung. Hasilnya perut gue perih seperih-perihnya plus badan panas dingin pas malem. Gue minta dianter pulang aja ke Ciomas sama Mas Aji, mungkin karena efek homesick juga kali ya, dari bulan Januari gue udah jarang pulang dikarenakan mau fokus ke ujian.

Dan gue ijin gak masuk sehari dulu padahal harus sekolah *modus*. Yah sehari doang kok huehehehehehe. Eeeh tiba-tiba besoknya gue dikasih kado sama Mas Aji. Mas Aji sih bilangnya dari dia sama Mba Ajeng. Dan begitu gue tahu kadonya novel, waaaah mata gue langsung berbinar dan mood gue mendadak jadi baikan. Makasih banget buat kadonya :3 sempet bingung gimana cara nyampulnya karena biasanya sebelum dibaca, gue sampul plastik dulu. Kovernya unik, semacam amplop gitu, tapi tetep suka kok!


Siangnya Oli dateng ke rumah sambil bawa kado juga, waduh kayaknya kondisi gue makin lama makin membaik nih fufufuu dan begitu gue buka bungkusnya... Teenlit! Sepertinya orang-orang tahu banget kalo obat yang gue butuh sekarang itu buku. Trus Oli balik lagi ke rumah, katanya mau ngambil kunci rumah dulu. Dan begitu balik lagi ke rumah dia bawa cheese cake plus lilin di atasnya! Thx bgtbgtbgtbgt Oliiiii >.<




Makasih banget buat semuanya yang udah bikin mood gue baikan hari itu. Mulai dari novel pemberian Mas Aji dan Mba Ajeng, Teenlit plus cheese cake dari Oli, dan terakhir novel I For You dari Zain yang udah dikasih dari sebelum gue ulang tahun dikarenakan  tanggal 10 April dia masih di Hasmi. Gue udah baca bukunya dan itu keren banget ceritanya, gue ampe berandai-andai Benji itu Maxime *halah*. Sekarang gue mau baca dua buku yang baru. Semoga gue dapet lebih banyak referensi buat nambah pengetahuan menulis deskripsi. Amin. Thanks for everything!

Rabu, 10 April 2013

Being 18th

Hari yang abstrak. Seenggaknya itu yang bisa gue ungkapin buat hari ini. Jam 2 pagi gue kebangun dan baru sadar udah tanggal 10. Sebenernya ini pertama kalinya gue gak terlalu menanti-nanti hari ulang tahun dikarenakan ada faktor lain yang bikin gue lupa sama hari ulang tahun sendiri. Begitu sadar kalo hari ini ultah, gue langsung cek FB dan ternyata udah ada 4 orang yang ngucapin sekitar jam setengah tiga pagi. Makasih buat ucapan dan doanya dari Kak Tika, Kak Fahri, Pak Maryono, dan Tri.

Trus lanjut ke sekolah, pagi-pagi Bertha, Eka dan Dita udah di kelas dan mereka ngucapin selamat sekaligus nulis Happy Birthday di papan tulis yang sayangnya gak bisa gue poto karena mereka ngegambar muka gue dan itu fatal -_- (bisa dibilang jauh dari muka asli yang sebenarnya). Berhubung hari ini ultah, gue ngebagiin bengbeng buat sekelas, itung-itung bagi-bagi kesenangan di hari yang sukses bikin mulut gue gak berhenti tersenyum (tapi gak keoveran lho, ntar dikira gila yang ada).

Ucapan selamat dan doa yang mereka ketik lewat facebook maupun twitter gue anggap sebagai hadiah terindah yang gue rasain. Apalagi ada beberapa dari mereka yang udah lama gak ketemu dan ternyata mereka masih inget gue. Trus pas istirahat tiba-tiba Dita naruh sesuatu di tas yang ternyata itu kado dan gue dapet 2 kotak susu coklat plus kardus WRP yang sekaligus buat bungkusin kado. Dita bilang WRP-nya harus disimpen buat kenangan, hmmmm okelah tapi gak janji ya kalo nanti bungkus WRP-nya dijadiin jebakan lem buat tikus (loh!???) Becandaaaaaaa kikikikikikik.




Makasih banyak buat susu kotaknya ya :) Trus lanjut pulang sekolah. Tiba-tiba gue digiring ke TK Akbar dan (langsung ke poinnya aja deh) Anis, Bertha, Eka, Ajeng, Resna, Eci, Hima dan Bondan ngasih kado! Ini bisa dibilang mereka kreatif bikin ucapannya hohoho. 






























MASSIVE THANKS TO YOU ALL!

*Wish I'll be WRITER someday*
Amin.

Minggu, 07 April 2013

That Power




"And I'm writing every second, minute, hour, bigger, better, stronger, POWER."

Diadaptasi dari lirik lagu Justin Bieber - That Power.

Rabu, 03 April 2013

Maxime fact

Selama ini gue baru sadar kalo orang yang ada di iklan Tuc itu Maxime. Kalo liat videonya jadi agak-agak gimanaaa gitu, ngakak mungkin.

Minggu, 31 Maret 2013

Film Refrain

Ini sebenernya udah lama banget gue pengen curcol tentang Refrain yang diangkat ke layar lebar tahun ini. Mungkin semua orang udah tahu kalo Refrain bakal difilmin, tapi berhubung ada faktor X yang bikin gue pengen banget ceriwis di sini, so I'll tell you what it is:

1. Based on teenager's novel.

Ada banyak novel yang kadang bikin gue penasaran kalo diangkat ke layar lebar bakal kayak apa. Rasanya tuh kayak liat tokoh cerita dalam wujud nyata. Tapi kebanyakan film diangkat dari novel bergenre dewasa atau memiliki konflik cerita yang lebih rumit. Nah, untuk yang satu ini pengecualian. Untuk pertama kalinya gue bakal nonton film yang diangkat dari novel remaja. Pas banget buat gue yang masih SMA (walaupun bentar lagi gue udah bukan pelajar lagi).

Uniknya dari novel ini yaitu di covernya ada amplop warna biru yang di dalamnya terdapat secarik kertas yang bertuliskan It's always been you. Waktu masih tahun 2009 gue sama sekali gak tertarik pengen beli buku ini. Kata temen semacam cerita persahabatan masa SMA gitu. Karena gue lebih tertarik sama cerita yang berkonflik rumit, jadi gue gak ada tertariknya sama sekali baca ini.

Tapi ada satu hal yang bikin gue penasaran. It has printed for many times for 4 years. Dan bulan kemarin, tanggal 18 Februari baru ada syuting untuk film Refrain. So I bought it yesterday huehehehehe. Dan ceritanya? Sederhana tapi menarik. Pokoknya cerita SMA banget.

2. Winna Efendi

She's the reason one. Pasti tahu dong siapa dia? Pertama kalinya gue jatuh cinta sama novel karangan dia yang berjudul Ai. Gaya bahasa sederhana, apa adanya, tapi indah untuk dibaca. Dan salah satu alasan kenapa gue pengen ke Jepang *iklan dikit*. Biasanya gue paling gak bisa dapet jackpot kalo disuruh milih buku yang bagus. Berhubung gue sering banget liat novel Ai di Gramed, so gue beli bukunya dan itu pertama kalinya gue baca buku karangan dia.

Untuk tahu lebih banyak, bisa kunjungi blognya di sini.

Sempet seneng waktu Kak Winna ngetwit bakal ada Meet and Greet di Jakarta (tempatnya gue udah lupa). Tapi sayangnya gue gak jadi ke sana dikarenakan gak ada temen dan bentrok sama ujian hiks. Padahal pengen banget ketemu langsung sama orangnya trus minta tanda tangan.






3. Actor
Naaaaaaaah ini yang bikin gue geger. Ternyata Maudy Ayunda yang bakal jadi peran Niki di film! Dan gak cuma itu, salah satunya ada Maxime yang bakal main jadi Oliver! Gue pengen banget bisa ketemu Maxime huhu *iklan*. Sayangnya di film ini Maxime bukan pemeran utama, gapapa yang penting bisa liat dia hohohoho. Cekidot.

Niki

Nata

Anna

Oliver

Helena


















Udah ah ntar ni blog isinya poto Refrain semua yang ada. Mau tahu lebih banyak infonya pantengin aja di @FilmRefrain. Can't wait to watch it! Gak sabar pengen liat Maxime sebenernya huehehehehe *nyengir setan*.