Sebenernya peristiwa ini udah berlangsung 2 hari yang lalu. Iya, dan di saat gue mau melapor tiba-tiba muncul pesan misteri menjengkelkan yang gue jamin semua orang pasti langsung dibikin naik pitam. The message was...
Jadi tadinya niat gue mau posting tentang hang out after school sama Oli yang rencananya mau nonton The Hobbit di Elos. Waktu itu mood gue lagi berbunga-bunga dimana perasaaan yang sedang dimabuk happy selalu ingin menuang coretan cerita di blog pribadinya. Tapi perasaan itu tiba-tiba dihempas oleh kabar menjengkelkan ini. Iya, sangat menjengkelkan.
Dikarenakan uang saku lagi mampet, gue minjem modem Bapak dulu. Jadi pas hari Jumat kami nonton The Hobbit di Elos. Film yang udah gue nantikan dan karena gue udah baca bukunya. Awalnya gue pikir salah mesen tiket. Gue pikir gue malah beli tiket platinum yang hanya untuk sepuluh orang, tapi ternyata nggak. Karena yang gue tahu Elos gak pernah punya teater lebih dari 3 dan gak pernah menyelundupkan satu teater.
Jadi ada apa sebenarnya? Teater 3 yang gue tempati begitu sepi, hening, dan hanya ada beberapa orang yang mungkin bisa dihitung pake jari. *krik* *krik* *krik*. Situasi keheningan itu membuat gue jadi sulit bernapas, dikhawatirkan napas gue bisa terdengar yang lain saking sepinya. Gue emang berniat nonton premier film ini biar gak terlalu rame dan karena hanya segelintir orang yang tahu kapan tanggal keluarnya. Tapi gue gak nyangka bakal sesepi ini.
Gue mencoba rileks meskipun gue merasa seperti memiliki home theater sendiri. Ceritanya mengikuti alur seperti di buku. Yang bikin gue tertarik para pemainnya, terutama pemain yang sebelumnya pernah main di The Lord of The Ring. Yang mukanya kelihatan mulai menua itu gue rasa Lady Galadriel. Waktu main di The Lord of The Ring masih cantik.
Sebenernya gue menantikan Legolas muncul. Tapi lagi-lagi gue diharkosin ama film: he didn't appear! Padahal gue udah liat di web 21cineplex kalo Orlando Bloom main lagi dan sepertinya sosok Legolas baru muncul di film kedua. Nyeseknya film keduanya baru keluar Desember tahun depan. Film ini dibikin trilogi dengan jarak tahun yang cukup lama. Film ketiga sekaligus terakhir baru keluar Juli 2014.
Abis nonton gue ditawarin Oli makan di Richeese Factory. Oya, gue recommended kalian makan di sini bagi yang suka keju. Tempat yang cocok buat gue karena gue suka banget keju. Jadi gue pesen dengan empat potong ayam plus nasi ditambah saus keju. Gak lupa minumannya juga. Untuk ayamnya kata Oli ada beberapa level di tiap tingkat kepedasannya.
Dia nganjurin gue milih yang level 2 karena udah ngerasain yang level 3 dan itu kesiksa banget. Jadi gue mesen yang level 2 dan hasilnya sukses bikin bibir gue merah dan panas. Ini baru yang namanya nikmat membawa sengsara. Enak sih, tapi nyiksa! Dan Oli bilang ada lomba makan ayam ini dengan level yang paling tinggi yaitu level 5. Gue udah liat poto orang-orang yang sedang lomba makan ayam setan ini di papan (istilahnya mading) Richeese Factory. Bibirnyapun gak kalah doer dari gue.
Abis makan langsung balik dikarenakan udah sore dan karena besok libur gue jadi bisa santai sejenak setelah ujian. Sempet degdegan juga Sabtu depan udah bagi rapot. Semoga hasilnya memuaskan. Amiiin.
Dikarenakan uang saku lagi mampet, gue minjem modem Bapak dulu. Jadi pas hari Jumat kami nonton The Hobbit di Elos. Film yang udah gue nantikan dan karena gue udah baca bukunya. Awalnya gue pikir salah mesen tiket. Gue pikir gue malah beli tiket platinum yang hanya untuk sepuluh orang, tapi ternyata nggak. Karena yang gue tahu Elos gak pernah punya teater lebih dari 3 dan gak pernah menyelundupkan satu teater.
Jadi ada apa sebenarnya? Teater 3 yang gue tempati begitu sepi, hening, dan hanya ada beberapa orang yang mungkin bisa dihitung pake jari. *krik* *krik* *krik*. Situasi keheningan itu membuat gue jadi sulit bernapas, dikhawatirkan napas gue bisa terdengar yang lain saking sepinya. Gue emang berniat nonton premier film ini biar gak terlalu rame dan karena hanya segelintir orang yang tahu kapan tanggal keluarnya. Tapi gue gak nyangka bakal sesepi ini.
Gue mencoba rileks meskipun gue merasa seperti memiliki home theater sendiri. Ceritanya mengikuti alur seperti di buku. Yang bikin gue tertarik para pemainnya, terutama pemain yang sebelumnya pernah main di The Lord of The Ring. Yang mukanya kelihatan mulai menua itu gue rasa Lady Galadriel. Waktu main di The Lord of The Ring masih cantik.
Sebenernya gue menantikan Legolas muncul. Tapi lagi-lagi gue diharkosin ama film: he didn't appear! Padahal gue udah liat di web 21cineplex kalo Orlando Bloom main lagi dan sepertinya sosok Legolas baru muncul di film kedua. Nyeseknya film keduanya baru keluar Desember tahun depan. Film ini dibikin trilogi dengan jarak tahun yang cukup lama. Film ketiga sekaligus terakhir baru keluar Juli 2014.
Abis nonton gue ditawarin Oli makan di Richeese Factory. Oya, gue recommended kalian makan di sini bagi yang suka keju. Tempat yang cocok buat gue karena gue suka banget keju. Jadi gue pesen dengan empat potong ayam plus nasi ditambah saus keju. Gak lupa minumannya juga. Untuk ayamnya kata Oli ada beberapa level di tiap tingkat kepedasannya.
Abis makan langsung balik dikarenakan udah sore dan karena besok libur gue jadi bisa santai sejenak setelah ujian. Sempet degdegan juga Sabtu depan udah bagi rapot. Semoga hasilnya memuaskan. Amiiin.
Jalan-jalan yang cukup menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar